Pages

Monday 19 August 2013

Plot itu bernama Isco

“Saya akan bercerita tentang Real Madrid musim ini,” kata Mochtar Lubis malam itu kala saya baru saja usai menyaksikan pertandingan perdana Real Madrid. Karena Mochtar hanya datang di alam khayal, maka sayalah yang akan menceritakan kepadamu. *** Barangkali, Real Madrid musim ini akan menjadi semacam Harimau-Harimau Mochtar Lubis. Pembukaan yang datar, dan tentunya mengecewakan bagi mereka yang mengharapkan penampilan fantastis dari skuad si putih. Seperti narasi awal pada novel para pencari damar di atas. Di saat Barcelona membuka plot musim ini dengan sangat teknis, pembukaan yang heboh –kemenangan telak 7-0-, Real Madrid terlihat masih belum beranjak dari kesalahan-kesalahan di laga musim lalu, kecolongan gol mudah. Perihal lain yang cukup mengecewakan adalah bahwa Ancelotti seperti tak beda dengan Mourinho. Di bawah mistar, ia menaruh Diego Lopez. San Iker dibiarkan kecewa di bench. Dalam hal ini, saya termasuk orang yang keputusan bawaan Mourinho. Tapi, bagi orang-orang yang melihat Madrid lebih dari klub sepakbola, yang ingin melihat pemain akademinya jadi kapten tim bertabur bintang ini, yang membawa-bawa sensitifitas castilla-catalan, perkara ini tentu mengecewakan. Ancelotti juga nampak belum bisa mencari solusi masalah musim lalu, kesulitan mencetak gol justru saat bermain menyerang. Penguasaan bola yang dominan seperti makanan enak kadaluarsa, tak efektif. Benzema belum bisa menjadi jawaban di saat Ronaldo banyak sial. Dan masalah ini, kecerobohan bek, masih mewarnai lini belakang meski Arbeloa, yang saya anggap titik lemah, sudah diganti dengan Carvajal. Nah, jika Anda sudah membaca Harimau-Harimau, kalian tentu akan melupakan pembukaan datar di awal setelah menemukan plot yang mengejan-kejan, hehe. Seperti itu juga tulisan ini, sebagai seorang Madridista yang selalu berpikiran positif, saya selalu melihat bright side dari penampilan Madrid. Jika Anda saksikan kemarin, Madrid sudah berbeda dengan tahun lalu. Penguasaan bola mencapai 62 persen. Biasanya, Madrid mendapat presentase sebesar itu jika sedang main bagus (menang telak). Jika seri atau menang tipis, possession ball lebih sering imbang –di beberapa pertandingan kalah- dengan tim lawan. Ini memang yang dimau Ancelotti. Saya tidak tahu pasti apa yang dimaksud dengan permainan menyerang yang ia utarakan dalam presentasi pelatih, namun, melihat kualitas individu pemain Real, lebih banyak menguasai bola dengan kemungkinan pertunjukan skill yang lebih banyak adalah perihal gampang untuk dimengerti. Kerentanan lini belakang, saya kira tak akan terjadi jika Varane sudah hadir. Semalam Pepe gagal membuktikan kenapa ia tak pantas disingkirkan musim lalu, perkara yang akhirnya membuat aliansi dia dengan pelatih Portugalnya, berbalik menjadi konflik. Carvajal hanya butuh satu dua pertandingan untuk klop. Sebuah catatan, tahun lalu anak muda ini adalah bek kanan terbaik liga Jerman versi Goal.com. Marcelo kembali ke penampilan terbaiknya usai cedera, dia adalah salah satu bek kanan terbaik di dunia. Dan Ramos, ah, taka da yang perlu dikhawatirkan jika ia kelak bersanding dengan Varane. Yang menjadi plot cerita ini, seperti ketegangan yang menggerus-gerus hati dalam Harimau-Harimau, adalah pria tampan bernama Isco. Dalam pertandingan semalam, dia seolah mengabarkan pada dunia bahwa dia adalah sintesa atas dialektika Madridnya Ancelotti. Isco mampu menjelajah kemana-mana, menghubungkan Khedira, Modric dengan Ozil, Benzema dan Ronaldo, menguasai lahan antara lini belakang dan depan. Musim lalu, lahan ini kosong, Ozil kelelahan jika harus menjemput bola dari belakang. Walhasil, strategi Mou adalah langsung mengalirkan bola ke depan lewat umpan-umpan jauh Xabi. Malam tadi, umpan-umpan Isco begitu elegan, seperti pesan moral usai konflik batin yang dimunculkan Mochtar dalam novelnya. Yang terakhir, malam itu Isco menerangkan bahwa sekarang Real Madrid punya solusi jika Ronaldo mati kutu, ia mencetak gol. Akhirnya, cerita ini diakhiri dengan sebuah kelegaan bernama Francisco Román Alarcón Suárez. Seperti kelegaan lakon Harimau-Harimau bernama Buyung lepas selamat dari prahara yang meneror fisik dan batinnya. Malam tadi, Madridista bernafas lega atas Isco.